Ali bin abi thalib yaitu seorang khalifah keempat
setelah khalifah usman bin affan. Ali Bin Abi Thalib tumbuh menjadi anak yang
cepat matang. Di wajahnya tampak jelas kematangannya, yang juga menunjukkan
kekuatan, dan ketegasan. Saat ia menginjak usia pemuda, ia segera berperan
penuh dalam dakwah Islam, tidak seperti yang dilakukan oleh pemuda seusianya.
Contoh yang paling jelas adalah keikhlasannya untuk menjadi tameng Rasulullah
Saw saat beliau hijrah, dengan menempati tempat tidur beliau. Ia juga terlibat
dalam peperangan yang hebat, seperti dalam perang Al Ahzab, dia pula yang telah
menembus benteng Khaibar. Sehingga dia dijuluki sebagai pahlawan Islam yang
pertama. Jika ia dipanggil untuk berduel dengan musuh di medan perang, ia
segera maju tanpa gentar, mengambil perlengkapan perangnya, dan menghunuskan
pedangnya. Untuk kemudian menjatuhkan musuhnya dalam beberapa langkah. Karena
sesekor singa, ketika ia maju untuk menerkam mangsanya, ia bergerak dengan
cepat bagai kilat, dan menyergap dengan tangkas, untuk kemudian membuat mangsa
tak berkutik. Selain itu, keberaniannya menjadi perlambang para kesatria pada
masanya. Setiap kali ia menghadapi musuh di medan perang, maka dapat dipastikan
ia akan mengalahkannya.
Seorang yang takwa tak terkira, tidak mau masuk
dalam perkara yang syubhat, dan tidak pernah melalaikan syari'at. Seorang yang
zuhud, dan memilih hidup dalam kesederhanaan. Ia makan cukup dengan berlauk-kan
cuka, minyak dan roti kering yang ia patahkan dengan lututnya. Dan memakai
pakaian yang kasar, sekadar untuk menutupi tubuh di saat panas, dan menahan
dingin di kala hawa dingin menghempas.
Penuh hikmah, adalah sifatnya yang jelas. Dia
akan berhati-hati meskipun dalam sesuatu yang ia lihat benar, dan memilih untuk
tidak mengatakan dengan terus terang, jika hal itu akan membawa mudharat bagi
umat. Ia meletakkan perkara pada tempatnya yang tepat. Berusaha berjalan
seirama dengan rekan-rekan pembawa panji dakwah, seperti keserasian
butiran-butiran air di lautan.
Ia terkenal kefasihannya. Sehingga
ucapan-ucapannya mengandung nilai-nilai sastra Arab yang jernih dan tinggi.
Baik dalam menciptakan peribahasa maupun hikmah. Ia juga mengutip dari redaksi
Al Quran, dan hadits Rasulullah Saw, sehingga menambah benderang dan semerbak
kata-katanya. Yang membuat dirinya berada di puncak kefasihan bahasa dan sastra
Arab. Ali Bin Abu Thalib berpendirian teguh, sehingga menjadi tokoh yang
namanya terpatri dalam sejarah. Tidak mundur dalam membela prinsip dan sikap.
Sehingga banyak orang yang menuduhnya bodoh dalam politik, tipu daya bangsa
Arab, dan dalam hal melembutkan sikap musuh, sehingga kesulitan menjadi
berkurang. Namun, sebenarnya kemampuannya jauh di atas praduga yang tidak
benar, karena ia tahu apa yang ia inginkan, dan menginginkan apa yang ia tahu.
Sehingga, di samping kemanusiaannya, ia seakan-akan adalah sebuah gunung yang
kokoh, yang mencengkeram bumi.